Selasa, 21 Desember 2010

Tehnik Budidaya Cabe Merah

Posted by Unknown On 10.58 2 comments

A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
  • Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
  • Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
  • Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
  • POC NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
  • Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih
  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
    1. Persiapan Persemaian
  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian
  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
  • Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.

  • Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.

  • Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a
  • Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.

  • Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

  • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam
  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama
  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ). Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
  • Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
  1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
  2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk      1 - 4 minggu ( kg )       5 - 12 minggu ( kg )
Urea                            7                            56
SP-36                          7                            28
KCL                             7                            28

Catatan :
  1. Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
  2. Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
  3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
  4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
  5. Pengamatan Hama dan Penyakit
  • Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.

  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.

  • Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO

  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.

  • Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha

  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
  • Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

Senin, 20 Desember 2010

KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA
BANTUL, KOMPAS.com - Tingginya kebutuhan pupuk serta kenaikan harga eceran ter tinggi pupuk kimia menjadi peluang bagi pupuk organik sebagai pupuk alternatif. Di Bantul produsen pupuk organik semakin bertambah banyak karena permintaan pasar yang cenderung naik.

Suyoto, Ketua Kelompok Ngudi Mandiri, salah satu produsen pupuk organik, Senin (20/12/2010) mengatakan proses produksi pupuk organik butuh waktu 1-3 bulan. Tiap bulan produksinya mencapai 50 ton. Bahan bakunya berupa kotoran ternak dibeli seharga Rp 600.000 per truk.

"Kami yakin permintaan pupuk organik akan terus naik seiring dengan kesadaran petani. Disamping itu naiknya harga eceran tertinggi atau HET akan menjadi pertimbangan petani untuk menggunakan pupuk kimia," katanya.

Kelompok Ngudi Mandiri mulai memproduksi pupuk tahun 2007 setelah mendapatkan pelatihan dari mahasiswa pertanian Universitas Gadjah Mada. Pada awalnya, bahan baku pupuk menggunakan sampah dari pasar Bantul. Produksinya juga masih dalam skala kecil yaitu 50 kg sampai 400 kg.

Mulanya pupuk yang dihasilkan belum dikomersilkan, tetapi diberikan secara gratis kepada petani. Langkah tersebut dimaksudkan sebagai promosi untuk mengenalkan produk mereka kepada petani dan sekaligus uji kualitas pupuk yang dihasilkan.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/20/19295038/Pupuk.Organik.Jadi.Peluang.Usaha.Menjanjikan

Jumat, 10 Desember 2010

POC NASA 3 Liter

Posted by Unknown On 09.58 No comments
POC NASA adalah Pupuk Organik Cair produksi PT Natural Nusantara (NASA). Formula ini dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna :
  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan/tanah (aspek K-3 : Kuantitas - Kualitas- Kelestarian).
  2. Menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur.
  3. Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman).
  4. Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap.
  5. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP - 36 dan KCl + 12,5% - 25%
  6. Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  7. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah( mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
  8. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll).
  9. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit
  10. Meningkatkan bobot unggas (ayam, bebek, dll), ternak besar (sapi, kambing,dll), ikan serta udang.
  11. Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak dan ikan/udang.
  12. Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang (plankton).
Kandungan :
N 0.12%, P2O5 0.03%, K 0.31%, Ca 60.40 ppm, S 0.12%, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29%, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu <0.03>

Kandungan Lain :
Asam-asam organik (Humat 0,01%, Vulvat, dll)
Zat Perangsang Tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin.


Selasa, 30 November 2010

Power Nutrition 3Kg

Posted by Unknown On 08.51 No comments
Power Nutrition adalah nutrisi lengkap khusus untuk tanaman buah. Power Nutrition dibuat dari bahan alami (organik) pilihan yang terjamin ketersediaannya dan diproses dengan mekanisme teknologi gradasi dan degradasi unsur melewati proses piruvatisasi tingkat 3 sehingga langsung dapat dimanfaatkan jaringan tanaman.

Detail Produk:
Power Nutrition secara umum mempunyai fungsi :
  1. Memperbanyak buah dan membantu pembuahan di luar musim (iklim tidak ekstrim, air cukup, hama penyakit normal).
  2. Memperbaiki dan mempercapat pertumbuhan tanaman.
  3. Meningkatkan daya tahan tubuh tamaman
  4. Menigkatkan kualitas (rasa, warna, aroma) buah.
  5. Meningkatkan keawetan hasil panen.
  6. Mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga + 75%-90%.
  7. Melarutkan sisa (residu) pupuk kimia dalam tanah, sehingga bisa dimanfaatkan tanaman lagi.
  8. Membantu perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat di dalam tanah.
Harga :
  1. Wilayah Jawa : Rp. 624.000
  2. Wilayah 1 : Rp. 639.000
  3. Wilayah 2 : Rp. 647.000
  4. Wilayah 3 : Rp. 654.000
  5. Wilayah 4 : Rp. 675.000

Rabu, 24 November 2010

Supernasa 3 Kg

Posted by Unknown On 17.22 No comments
Supernasa Paket 3 KG. Harga untuk wilayah Jawa Rp.474.000,-
Sebagai pupuk dasar tanaman. Menetralisir pupuk kimia.
Formula khusus tanaman yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi
A. Fungsi utama :
1. Memperbaiki lahan-lahan yang rusak :
  • Meningkatkan kesuburan fisik : memperbaiki tanah yang keras berangsur angsur menjadi gembur.
  • Meningkatkan kesuburan khemis : memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap bagi tanaman.
  • Meningkatkan kesuburan biologis : membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
2. Mengurangi jumlah penggunaan pupuk NPK kimia ( Urea, SP-36 dan KCl ) sebesar + 25% - 50%.

B. Fungsi lain :
  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman.
  2. Melarutkan sisa - sisa pupuk kimia dalam tanah, sehingga dapat dimanfaatkan tanaman kembali.
  3. Memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah.

Catatan : jika digunakan bersama POC NASA maka POP SUPERNASA hanya diberikan (disiramkan) sekali sebelum tanam sebagai pupuk dasar

Minggu, 14 November 2010

1.) Apakah Product Nasa Mampu memperbaiki lahan yag tercemara Limbah Pabrik,Minyak Bumi atau Formalin?
Jawab:
Product NASA memiliki unsur asam Humat dan fulfat untuk melarutkan pupuk kimia dalam tanah sehingga akan menjadi gembur kembali, membantu menstabilkan pH,mengaur pergerakan dan penyaluran unsur hara dalam tanah. product ini dapat dicoba dahulu jika memang belum mampu dan lahan yang terkontaminasi jumlahnya minimal ratusan hektar, kami telahmemiliki pupk khussu untuk itu walaupun masih dalam uji coba, tolong kirimkan sampel tanah yang tercemar min 100kg untuk analisa dan kita buat MOU dahulu.
2.) Bagaimana kandungan Unsur Hara mikro dalam 1 Ton pupuk Kandang setara dengan 1Liter POC NASA? dan agaimana Perhitungan Ilmiahnya?
Jawab:
Hal tesebut dapat diibaratkan satu ton tebu yang akan diambil gulanya (saripati/exstrak tebu) masuk pabrik gula, maka setelah jadi gula mungkin hanya beberapa kg gula saja tidak sampai satu ton (yang lain ampas tebu). Dengan demikian saripati"(unsur hara) dalam satu ton pupuk kandang juga tidak sampai satu ton tetapi hanya beberapa gr saja. POC NASA di sini sudah dalam wujud sari pati/exstrak dari pupuk kandang/kompos.
Skema:
100%POP:-85%air
-15%Padat:-90% unsur C,H dan O
-10Makro+Mikro:-250Bagian
-1Bagian
keterangan :
100% berat pupuk Organik padat (misal 1 Ton/1.000.000gr) terdiri dari 85% air(terbuang) dan 15%bahan padat.15%bahan padat jika dipanaskan pada suhu-+ 600C terdiri dari 90% unsur Carbon(C),Hidrogen(H),dan Oksigen(O). dalam wujud gas(terbuang) dan 10% unsurmakro dan mikro. Dari 10% tersebu unsur makro terdiri dari 1 bagian dan unsur miro 250bagian.
Jadi daam 1 ton(1.000.000gr) pupuk kandang /kompos mengandung unsur mikro;

1/251 X 10/100 X 15/100 X 1.000.000gr= 59,7609gr=0,0598Kg.

Dalam NASA berdasar perhitungan dengan hasil uji lab setelah diubah kedalam berat(karena bentuk aslinya cair) terdapat 60grunsur mikro. jadi kandungan mikro 1Ton Pupuk Kandang setara Dengan 1liter NASA.

3.)Bagaiman keterkaitan POC NASA dan POP SUPER NASA dengan peningkatan ekonomi Petani?
Jawab:
Dengan peenggunaan POC NASA dan POP SUPER NASA maka diharapkan hasil panen akan meningkat secara kuantitas,kualitas sehingga pendapatan petani akan meningkat selain lingkungan juga dap berangsur-angsur diperbaiki dan hasil panen juga dapat bersaing di Pasaran pada Era Globalisasi ini.
4.)Bagaimana POC NASA dan POP SUPER NASA apat menghemat Penggunaan pupuk kimia?
Jawab:
-Secara Langsung: Melalui kandungan dalam POC NASA dan POP SUPERNASA.
-Secara Tidak Langsung: Melalui kemampuan POC NASA dan POP SUPER NASA dalam melarutkan deposit/residu kimia(unsur Makro) dalam tanah sehingga dapat dipergunakan kembali oleh tanaman. Kemampuan POP SUPERNASA dalam hal ini lebih tinggi dibandingkan POC NASA.
5.)Bagaimana aplikasi POC NASA dan POP SUPERNASA Untuk memperoleh hasil yang Optimal?
Jawab:
Jika Pop Super nasa harus digembor/dikocorkan ketanah atau bisa dicampurkan dengan pupuk kimia lalu ditebarkan.
jika untuk tanaman buah atau perkebunan: lubangi sedalam 15-30cm mengelilingi tanaman dengan mengikuti ujuk/pucuk daun terluar lalu ditarik garis lurus. karena akar serabut atau akar penyerap unsur hara pada tanaman tumbuhnya mengikuti puck daun. jadi lebih efektif dan tepat Guna.

Jika POC NASA Lebih baik disemprotkan dibawah daun dibawah jam 10.00Wib pagi hari.
Karena POC NASA sudah berbentuk Ion sehingga langsung bisa diserap tanaman dan melakukan fotosintesa tapi jika diatas jam 10.00WIB angin sudah kencang dan Matahari sudah terik ini akan membuat unsur dalam POC NASA cepat menguap, mulut tanaman atau stomata 70% ada dibawah daun dan 30% diatas daun.
6.)Mengapa tanaman membutuhkan POC NASA dan Pop Super NASA?
Jawab:
Tanah-tanah di Indonesia menunjukkan gejala semakin keras akibatnya penumpukan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah yang tidak hancur dan terikat selama puluhan tahun. Tanah yang keras menyebabkan pemberian pupuk tidak dapat optimal diserap oleh tanaman selain perkembangan akar tanaman terganggu. NASA akan melarutkan sisa pupuk kimia tersebut sehingga tanah menjadi gembur kembali selain sisa pupuk kimia tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman. Selain itu tanah-tanah kita kekurangan 10 unsur hara esseniil (mutlak atau wajib dibutuhkan tanaman) karena selama ini hanya 3 jenis unsur hara ensseniil saja yaitu urea (N), TSP / SP-36 (P) dan KCL (K) yang sering diberikan, sedangkan tanaman untuk tumbuh atau menyerap paling tidak 13 unsur hara ensseniil dan setelah panen tentu 13 unsur hara akan hilang dari lokasi penanaman bersama dengan hasil panen yang diangkut keluar areal penanaman. Kondisi ini di Indonesia sudah berlangsung puluhan tahun sehingga mudah dimengerti jika tanah kita kekurangan terutama 10 jenis unsur hara ensseniil. Penggunaan NASA bersama dengan N, P, dan K secara berimbang akan mengatasi masalah tersebut.

7.)Apa kandungan unsur dalam POC NASA dan Pop Super Nasa?
Jawab:
Kandungan unsur dalam POC NASA dan Pop Super Nasa terdapat kurang lebih 90 unsur mengingat bahan bakunya mengandung 90 unsur tetapi yang dicantumkan hanya 13 jenis unsur hara makro dan mikro (merupakan unsur hara yang mutlak atau wajib dibutuhkan oleh semua tanaman yaitu unsur : N, P, K, Mg, Ca, S, CL, Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo), dilengkapi juga asam humat fulvat (perbaikan tanah), zat pengatur tumbuh (ZPT)Indole Acetic Acid (IAA)/Auksin, Giberilin dan Sitokinin serta asam-asam amino (Protein)dan lemak nabati.

Senin, 01 November 2010

Video kesaksian Pengguna pupuk produksi Natural Nusantara untuk :

  • Tanaman Jagung


  • Karet


  • Kedelai


  • Semangka
  • Pupuk Nasa untuk Kolam Lele

  • Cabe

Kesaksian Kelapa Sawit Dengan NASA

Minggu, 05 September 2010

Pola SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, asal Prancis. Metodologi ini selanjutnya dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.

Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen.

Lima dasar  praktis dari pola SRI adalah :
1. menggunakan bibit muda
2. jarak tanam yang lebar dengan bibit tunggal
3. mempertahankan tanah basah tapi tidak menggenang
4. mempertinggi soil organik
5. sirkulasi dalam tanah terjaga semaksimal mungkin

Teknis Budidaya Padi Organik NASA Metode SRI sbb:

1. Pengolahan Tanah

Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi atau kerbau. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari Dolomit 250 – 500 kg dan pupuk organik SUPERNASA 5 – 10 kg per ha.
Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan,buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.

2. Persiapan Bibit

Kebutuhan benih untuk tanaman padi model SRI adalah 5-7 kg per hektar lahan.Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam POC NASA dosis 2 tutup / 10 liter air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik atau kompos (1:1) didalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam

3. Penanaman

Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7 – 10 hari setelah semai. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa.) atau kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang.
Pada metode SRI digunakan sistem tanam tunggal, yaitu satu lubang tanam diisi satu bibit padi. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar, misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah anakan produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi. Penyebabnya, sinar matahari bisa mengenai seluruh bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen dan sinar matahari secara maksimal.

4. Pemupukan Setelah Tanam

Pemupukan susulan dilakukan umur 15-20 hari setelah tanam dengan UREA = 100 kg dan NPK = 100 kg, umur 40-50 hari setelah tanam ZA = 50 kg dan NPK = 100 kg ditambah  POWER NUTRITION sebanyak 2,5 – 5 kg per ha. Penyemprotan POC NASA dan HORMONIK dilakukan pada umur 15, 30 dan 40-45 hari setelah tanam dengan dosis 4-6 tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK atau dengan 1 sachet GREENSTAR per tangki ukuran 14-17 liter.

5. Pengelolaan Air dan Penyiangan

Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode SRI dilakukan sebagai berikut :
  1. Ketika padi mencapai umur 1-8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalah “macak-macak”.
  2. Sesudah padi mencapai umur 9-10 HST air kembali digenangkan dengan ketinggian 2-3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama.
  3. Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST.
  4. Umur 19-20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap kedua.
  5. Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1-2 cm dan kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu” (± 15-20 hari sebelum panen).
  6. Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT ( Pengelolaan Hama Terpadu). Dengan sistem ini, petani diajak untuk bisa mengelola unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara yang dilakukan petani misalnya dengan pestisida organik berupa ramuan yang diolah dari bahan-bahan alami dan musuh alami yang berasal dari jamur dan virus untuk menghalau hama, seperti wereng, penggerek batang, walang sangit, keong mas dan burung. Untuk mencegah hama tersebut semprotkan PESTONA dan BVR secara selang seling tiap 1-2 minggu sekali.
Untuk pengendalian gulma, metode SRI mengandalkan tenaga manusia dan sama sekali tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang disebut “sosrok”. .Ini adalah semacam garu yang berfungsi sebagai alat pencabut gulma. Dengan alat ini, gulma yang sudah tercabut sekaligus akan dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik tanah. Perlu diingat, bahwa dalam aplikasi metode SRI, gulma yang tumbuh akan relatif banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi tergenang air.

METODE SRI menguntungkan PETANI, karena :

   1. meningkatkan produksi lebih dari 50 %
   2. bibit berkurang 80-90%
   3. air irigasi bekurang 25-50%
   4. pupuk kimia dikurangi atau bisa ditiadakan
   5. beras yang dihasilkan lebih tinggi dan eunak tenan.

      Ir. Agus Budi Setyono adalah Teknical Servis PT. Natural Nusantara (Nasa) Jogja

GREENSTAR - Pupuk Organik Serbuk

Posted by Unknown On 00.29 1 comment

GREENSTAR Merupakan Terobosan Teknologi Pupuk Organik Modern Berbentuk Serbuk.


GREENSTAR murni terbuat dari bahan alami dengan fungsi multiguna.
GREENSTAR mengandung Unsur Hara Makro & Mikro lengkap , serta diperkaya dengan hormon/ zat pengatur tumbuh (Giberelin, Sitokinin & Auksin).
Dengan menggunakan GREENSTAR, Pupuk Makro (NPK) bisa diKurangi 25%.
GREENSTAR dapat diAplikasikan pada tanaman semusim, tahunan, tanaman hias & juga pembibitan.
GREENSTAR juga meningkatkan produktivitas secara kuantitas & kualitas dengan tetap manjaga kelestarian lingkungan/tanah (Aspek K-3)
GREENSTAR dikemas unik, aplikasi lebih praktis & superekonomis & didalamnya berisi 3 sachet.


Serbuk GREENSTAR sudah terdiri dari POC Nasa dan Hormonik sehingga lebih mudah dan praktis.
Jika dikirim untuk teman atau untuk konsumen tidak terkendala diformulasi bentuk serbuk sehingga mudah dan praktis, terutama bila kita mengirim teman saudara dan konsumen yang terkendala larangan pengiriman dalam bentuk cair.
Greenstar berguna untuk semua jenis tanaman pangan, buah dan palawija.

Selasa, 31 Agustus 2010

KAndungan Pupuk Organik NASA

Posted by Unknown On 17.33 No comments
Pupuk organik NASA telah mendapatkan sertifikasi organik oleh DEPTAN dengan analisa Lab. SUCOFINDO.
 
Kandungan :
  1. N 0.12%, 
  2. P2O5 0.03%, 
  3. K 0.31%, 
  4. Ca 60.40 ppm, 
  5. S 0.12%, 
  6. Mg 16.88 ppm, 
  7. Cl 0.29%, 
  8. Mn 2.46 ppm, 
  9. Fe 12.89 ppm, 
  10. Cu <0.03 ppm, 
  11. Zn 4.71 ppm, 
  12. Na 0.15%, 
  13. B 60.84 ppm, 
  14. Si 0.01%, 
  15. Co <0.05 ppm, 
  16. Al 6.38 ppm, 
  17. NaCl 0.98%, 
  18. Se 0.11 ppm, 
  19. As 0.11 ppm, 
  20. Cr <0.06 ppm, 
  21. Mo <0.2 ppm, 
  22. V <0.04 ppm, 
  23. SO4 0.35%, 
  24. C/N ratio 0.86%, 
  25. ph 7.5, 
  26. Lemak 0.44%, 
  27. Protein 0.72%
Kandungan Lain :
  1. Asam-asam organik (Humat 0,01%, Vulvat, dll)
  2. Zat Perangsang Tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin.
PENGENALAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA

Tujuan pengenalan Pupuk Organik Cair NASA adalah mengajak masyarakat petani menuju suatu pertanian yang ekonomis, praktis dan ramah lingkungan.

1. EKONOMIS
Artinya petani sangat diuntungkan secara ekonomi. Dari segi budidaya dapat
dihemat, hasil panen ditingkatkan dan kualitas panen ditingkatkan
, sehingga
harga panen lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berguna kalau dikonsumsi
oleh orang yang mengkonsumsi hasil pertanian. Ini maksudnya ekonomis. Jadi
kalau dianalisa, yang jelas petani lebih diuntungkan daripada tidak menggunakan teknologi NASA.

2. PRAKTIS
Artinya teknologi yang disampaikan sangat praktis dan mudah, yaitu hanya
semprot dan siram. Itu teknologi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan.
Petani yang sederhana sekalipun mampu melakukan, apalagi petani yang luar biasa
pintar (mungkin terdidik dari segi pertanian).

3. RAMAH LINGKUNGAN
Artinya teknologi yang dipakai NASA ini betul-betul organik dan tidak memberi
efek samping negatif, dari mulai lahan yang ditanami, tanaman yang ditanam,
petani yang menanam, sampai pada orang yang mengkonsumsi hasil pertanian
tersebut. Karena 100 % organik .
KENAPA HAL INI PERLU DISAMPAIKAN ?

Selama ini petani kondisinya sudah sangat terpuruk. Hasil panennya menurun,
harganya hancur, harga pupuk meningkat, dan akhirnya petani menderita. Dan
jeritan petani ini siapa yang peduli ? 
Dan PT. NASA (meskipun masih kecil) mempunyai idealisme, visi dan misi untuk membantu petani.

PETANI DIAJAK BERPIKIR SECARA SEDERHANA
Misalnya: ada sebuah tanaman, untuk tumbuh membutuhkan makan seperti halnya manusia tumbuh membutuhkan makanan. Kalau manusia makan tentu ada nasi, sayuran dan sebagainya. Ahli gizi menyatakan 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari nasi dalam jumlah banyak, sayur-mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Jika unsur tersebut dikonsumsi, maka manusia akan sehat dan tumbuh dengan optimal.
Begitu juga dengan tanaman membutuhkan makanan. Sampai detik ini jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman ada 90 unsur (didunia pertanian namanya UNSUR HARA) yang diambil dari tanah. Dari 90 unsur hara tersebut, 13 unsur hara wajib ada.
Kalau tidak ada satu saja, maka tanaman ini akan menghadapi masalah. Tanaman akan protes. 
Protesnya tanaman yaitu:
  1.Daunnya menguning
  2.Mudah terserang penyakit
  3.Hasilnya menurun (tidak produktif)
  4.Tumbuh kerdil
  5.Mati
Hal ini disebabkan kekuarangan unsur hara. Ke 13 unsur hara ini di dunia pertanian namanya 13 UNSUR HARA ESENSIAL yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
  1. Kelompok Unsur Hara Makro atau dinamakan sebagai nasinya tanaman (ada 6 unsur).
  2. .Kelompok Unsur Hara Mikro atau dinamakan lauk pauknya tanaman (ada 7unsur).
Makro artinya besar (dibutuhan dalam jumlah yang banyak).
Mikro artinya kecil(dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi wajib ada). Ibarat sebuah mobil
yang bannya banyak adalah unsur hara makro (atau nasinya tanaman), sedangkan setir yang jumlahnya hanya satu (sedikit) adalah unsur hara mikro (atau lauk
pauknya tanaman).
Nasinya tanaman ada 6 unsur :
  1. Urea (N) kandungan Nitrogennya tinggi ¡¾ 46 %
  2. Pospat (P) = TSP dari batuan pospat C2o5. Kandungan pospatnya ¡¾ 36 %,maka disebut SP36
  3. Kalium (KCL)
  4. Kalsium (dijumpai pada kapur pertanian/dolomit)
  5. Sulfur (belerang)
  6. Magnesium
Keenam unsur ini adalah nasinya tanaman yang dibutuhkan tanaman (dalam jumlah banyak), maka disebut unsur hara makro. Sedangkan lauk pauknya itu ada 7 unsur antara lain Fe, Na, Br, Mg, Zn disebut unsur hara mikro.
Unsur hara mikro ini terdapat pada pupuk organik. Pupuk organik yang selama inidikenal petani adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Ini adalah fakta, bahwa tanaman membutuhkan lauk pauk dan nasi, dimana kalau kita menginginkan hasil panen yang luar biasa maka kedua unsur tersebut harus cukup.

SEJARAH
Sebelum tahun 1969 petani belum mengenal adanya pupuk Urea, Tsp, Kcl. Petani hanya mengenal pupuk kandang dan kompos (yang notabene kaya akan lauk pauk tetapi sedikit nasi ). Sehingga lahan pertanian di Indonesia sebelum tahun 1969 kaya raya lauk pauk tetapi miskin nasi. Sehingga produksi rata-rata ¡¾ 5 ton perhektar padi.
Pada tahun 1969 petani mulai dikenalkan Program Inmas dan Bimas dengan Panca Usaha Tani, ada pestisida, pupuk, benih dan seterusnya. Pad waktu dikenalkan dengan yang namanya urea, Tsp, Kcl (yang notabene adalah nasinya tanaman) sangat susah bagi petani untuk percaya, karena telah terbiasa menggunakan pupuk kandang dan kompos. Di samping itu belum ada yang mencoba dan membuktikan.
Tetapi begitu ada 1 - 2 orang yang mencoba dan hasilnya luar biasa (misalnya dari 5 ton perhektar menjadi 9 ton perhektar), petani akhirnya mulai beramai-ramai memakai pupuk tersebut.

PERUBAHAN BUDAYA PEMUPUKAN
Ketika hasil panen meningkat dari 5 ton menjadi 9 ton, petani tidak menyadari telah terjadi perubahan budaya pemupukan. Petani menganggap pupuk kandang dan pupuk kompos ternyata kalah bagus dengan pupuk pabrik (urea, tsp, kcl).
Besoknya setelah panen, petani menanam lagi, hasilnya 8 - 8,5 ton perhektar, itupun dikatakan bagus (meskipun terjadi penurunan "X" kwintal). Terjadi penurunan "X" kwintal tidak kelihatan. Petani tidak sadar kalau terjadi penurunan ¨X" kwintal. 
Kalau sejak tahun 1969-2003 sudah berapa lama ? 35 tahun!. Kalau 1 tahun petani tanam 3 kali, berarti sudah 105 x tanam. Kalau dikalikan penurunan "X" kwintal, terjadi penurunan 5,1 ton. Kalau yang tadinya 9 ton perhektar turun menjadi 4 ton perhektar, bahkan di bawah garis produksi pada tahun 1969.
Celakanya lagi penggunaan pupuk pabrik tidak diimbangi dengan pupuk organik, berarti tanah susah terurai akhirnya tertingal di lahan. Residu-residu pupuk pabrik ini akan membuat tanah menjadi keras dan bantat. Kalau dulu tahun 1969, kita masuk ke sawah mungkin selutut dalamnya. Tetapi sekarang barangkali hanya setinggi mata kakai. Tanah keras ini susah ditembus oleh akar. Perkembangan akar (airasi=pernapasan) bisa terganggu, karena akar susah berkembang akibat tanah keras. Padahal akar itu ibaratnya mulutnya tanaman. Mulut itu dibumpet, lubang tempat masuknya makanan Cuma sedikit. Kira-kira bisa produktif apa tidak? 
Tentu kurang produksinya.Kemudian karena sifatnya yang kurang organik atau tidak organik, terkadang membuat mikro organisme yang menguntungkan menjadi susah berkembang. Di lahan sawah sekarang jarang ditemukan cacing.

KONDISI TANAH TERBALIK

Kalau dulu sebelum tahun 1999 itu hanya lauk pauk tetapi miskin nasi, sekarang terbalik, hanya kaya nasi tetapi miskin lauk pauk. Itu yang terjadi. Bahkan di harian Kompas edisi September tahun 2000 mengatakan 8 % lahan pertanian Indonesia mengalami pemiskinan unsur hara mikro atau pemiskinan lauk pauk.
Petani kalau menanam pupuknya apa ? 
Tentunya Urea Tsp, Kcl (berarti petani hanya memberi nasi). Nasi saja tidak komplit. Seharusnya nasinya ada 6 unsur, yaitu Urea, Tsp, Kcl, Za (diambil sulfurnya), Kapur (diambil kalsiumnya), pupuk grenbat (diambil Magnesiumnya).
Kalau anak kecil lahir hanya diberi nasi saja, kira-kira bisa sehat apa tidak ?
Tentunya tidak sehat. Itu hanya karbohidrat untuk tenaga, tetapi zat pembangunnya tidak ada. Proteinnya hamper tidak ada. Vitamin sebagai katalisator tubuh juga tidak ada. Mineral dan sebagainya sedikit sekali. Ibarat seperti itu sama dengan tanaman. Pemakaian pupuk pabrik saja tanpa diimbangi pupuk organic tidak akan pernah mencapai 10 ton perhektar padi, bahkan akan terus menurun. Percayalah !! Kami tidak jual POC NASA pertama-tama, tetapi mengajak petani kembali ke ramah lingkungan (jangan hanya menggunakan pupuk pabrik saja). Pupuk pabrik penting, Cuma harus dimbangi dengan pemakaian pupuk organik.

ANJURAN PEMERINTAH
Pemerintah melalui dinas pertanian ingin menyarankan kepada petani supaya
mengembalikan kesuburan tanah seperti tahun 1969. Caranya adalah petani harus memupuk lahannya 20-40 ton perhektar setiap masa tanam. Kira-kira sanggupkah petani ?
Kami sepakat sekali anjuranya luar biasa bagus, tetapi susah dilaksanakan oleh petani. Jangankan 20-40 ton perhektar, barangkali 5 ton saja sudah susah
mendpatkan pupuk kandangnya. Kotoran sapinya mau cari dimana ? Kotoran
kambingnya mau cari dimana ? Kotoran ayamnya mau cari dimana ? Anjuran
pemerintah bagus tetapi tanpa adanya solusi.

KUALITAS PUPUK KANDANG DAN KELEMAHANNYA

Tidak ada yang mampu mengalahkan kualitas pupuk kandang karena buatan Tuhan.
Tetapi bukan berarti pupuk kandang tidak punya kelemahan. Banyak kelemahannya,,secara kualitas sebagai pupuk yang terbaik, tetapi secara teknis kadangkala banyak kelemahannya.
Coba dibayangkan pupuk kandang dari kandang ternak mungkin harganya Rp.
100.000,- per truk, tetapi tidak mungkin kotoran (pupuk kandang) itu naik
sendiri ke truk. Ini harus memakai tenaga orang yang mengangkut (memanggul) ke truk. Ini perlu ongkos. Dari kandang sampai ke lahan misalnya jaraknya 20-30 km perlu transport. Ini juga perlu ongkos. Dan tidak mungkin alat transport langsung terjun ke lahan. Ternyata harus butuh orang yang mengangkat lagi. Ini juga perlu ongkos lagi. Sehingga secara ekonomi hal ini kurang menguntungkan.
Terlalu tinggi ongkosnya buat petani.
Di samping itu keseragaman bongkahan pupuk kandang unsur haranya tidak sama, juga makanan yang di konsumsi oleh ternak itu juga tidak sama. Kalau ternak itu memakan makanan yang bergizi, kotoran yang dihasilkan itu juga luar biasa bagus. 
Nah kalau misalnya ternak Cuma diberi bongkahan ketela saja, tentunya
ternak akan kurus, sehingga kotoran yang keluar juga tidak bagus.
Pupuk kandang juga juga membawa bibit penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditularkan dari sapi yang dilepas. Sapi itu mengkonsumsi rumput liar
(biji-bijian bakal tumbuhnya rumput). Ini tidak tercerna oleh usus, akhirnya
keluar lagi dan ketika digunakan sebagai pupuk akhirnya tumbuh gulma dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala
kelemahannya.

ILMUWAN PT. NASA
Keprihatinan ini mengelitik hati ilmuwan NASA Ir. Sumarno. Keprihatinan
kekurangan unsur hara mikro jelas butuh disuplai pupuk kandang dalam jumlah
yang banyak, tetapi tidak mungkin. Akhirnya Ir. Sumarno (dalam penelitian
selama 15 tahun) menemukan formula pupuk organik cair multiguna NASA. Kandungan 1 botol (0,5 liter) POC NASA setara dengan 0,5 ton pupuk kandang mikro (dalam hal lauk pauk) bagi tanaman.
Nasinya bagaimana ? Nasinya tetap ada, tetapi tidak banyak. Sehingga POC NASA ini tetap memerlukan pupuk pabrik (Urea, Tsp, Kcl) tetapi dosisnya boleh
dikurangi sampai 25 -50 % sesuai anjuran pabrik (bukan sesuai kebiasaaan
petani). Kalau pakai standar kebiasaan petani bisa repot. Kalau petani yang
ekonominya agak bawah dosisnya sedikit masih dikurangi lagi. Misal anjuran
pabrik 100 kg, maka petani boleh memakai 75 kg. Jadi POC NASA tetap memerlukan kerjasama dengan pupuk pabrik, sehingga tanaman disuplai nasinya dari pupuk pabrik sedangkan lauknya dari POC NASA.

ASAM HUMAT FULFAT
POC NASA dilengkapi dengan yang namanya Asam Organik Humat Fulfat yang
berfungsi menguraikan sisa-sisa pupuk kimia di lahan yang menyebabkan tanah menjadi keras (bantat) terutama Tsp (F2o5), sehingga bisa terurai. Lahan semakin lama makin gembur dan ini bisa dikonsmsi oleh tanaman lagi. Mungkin saat ini petani memupuk dengan Tsp belum berfungsi (sedikit dicerna oleh tanaman) tetapi setelah diberi POC NASA diam-diam petani mempunyai tabungan di lahan yaitu berupa Tsp yang bisa terserap lagi oleh tanaman. Ini juga meningkatkan senyawa POLIFENOL di dalam tumbuhan. Kalau pada manusia adalah sel darah putih. Jadi misalnya manusia terserang penyakit (misal influaensa) tubuh ini sudah punya pertahanan (tentara yang melawan penyakit) namanya sel darah putih. Tanaman ini juga punya sel darah putih, namanya senyawa Polifenol.
Dengan diberi POC NASA maka senyawa polifenol ditingkatkan, artinya daya tahan tubuh tanaman terhadap penyakit menjadi meningkat.. Kemudian pupuk ini juga dilengkapi dengan Asam amino, protein, mineral, multi vitamin dan sebagainya sehingga bersifat multiguna. Selain untuk tanaman ini juga berfungsi untuk ternak (sapi, kambing, unggas, ikan).

BUKTI PEMAKAIAN POC NASA
Petani yang pernah mencoba POC NASA diberbagai daerah di Indonesia hasil
panennya meningkat (karena fungsinya ditambah), tidak mudah terserang penyakit (karena daya tahan tubuh tanaman ditingkatkan) dan itu sudah banyak bukti (bisa lihat di CD Pertanian)
Bahkan di daerah tertantu sudah banyak yang mem-buktikan menanam pada lahan yang sulit air. Air pada musim kemarau sulit diperoleh, tetapi ada petani yang memakai POC NASA dan Hormonik disemprotkan ke padi, ternyata mampu bertahan hidup bahkan sampai berbuah (meskipun tidak maksimal). Ini menunjukkan kehebatan dari POC NASA dan Hormonik. Masih banyak bukti lainnya, misalnya jagung, semangka, melon tembakau, bawang merah, dan sebagainya. Bahkan POC NASA bisa digunakan pada tanaman di lahan pasir (hasil riset di Pandan Simo). Kita dokumentasikan di CD sebetunya dari orang-orang yang sudah membuktikan kehebatan produk NASA (jadi bukan sebuah rekayasa).
Dan POC NASA sebetulnya sudah dilengkapi dengan zat perangsang tumbuh. Ada sitokinin, auksin, dan giberelin. Tanaman itu selain butuh air nutrisi, unsur
hara, oksigen, matahari juga memerlukan zat perangsang tumbuh. Tetapi jika
petani ingin memaksimalkan, POC NASA mempunyai hormon 100 % organik. Murni Organik. Kalau petani mencari hormon  murni yang organik, harganya tentu mahal.
Tetapi POC NASA ini bukan sintetis, melainkan betul-betul organik.

APLIKASI POC NASA
Aplikasinya atau pemakaiannya mulai disiram pada tanaman, disemprot, bahkan bisa untuk perendam benih padi. Padi yang mau kita tanam bakal buah kita rendam dulu. Itu kalau manusia ibarat embrio (janin bayi yang ada diperut ibu). Janin itu membutuhkan gizi waktu di perut. Benih padi yang mau ditanam direndam dengan air POC NASA. Artinya embrio sudah diberi gizi. Insya Allah nanti waktu dikecambahkan (ditebar) pertumbuhannya bisa seragam dan lebih cepat pertumbuhannya. 
Silakan buktikan !!
Jadi sejak dini sudah mulai diterapkan, sejak lahan uritan, disemprotkan ke
benih sampai pengolahan lahan yang mau ditanam. Kemudian disemprot 3 kali pada umur 15, 25, 40 hari. Itu saja caranya. Hasilnya akan berbeda.

APLIKASI HORMONIK
Kalau hormonik lebih tepat disemprotkan. Satu tangki dosisnya rata rata 4 tutup botol POC NASA + 1 tutup botol hormonik.Khusus yang ditambah hormonik bisa disemprotkan.

APLIKASI SUPERNASA
Kemudian kita juga punya SUPERNASA. Ini khusus untuk pengolahan lahan, ini juga setara dengan 1 ton pupuk kandang /kg, hanya kandungan makronya (nasinya) lebih tinggi. Sehingga kalau pengolahan lahan memakai SUPER NASA, pupuk pabriknya boleh dikurangi sampai 50 %. Nasinya lebih tinggi jika dibandingkan POC NASA, lauk pauknya setara dengan 1 ton pupuk kandang.

Kita juga punya Tambak Organik Nusantara. Ini khusus untuk tambak (ikan) yang fugsinya:
  1. Menciptakan pakan alami (plankton, zooplankton, phytoplankton) dari ikan dan udang. Ini bisa ditumbuhkan secara alami dengan baik dengan menggunakan TON.
  2. Menyembuhkan lahan yang sudah kolusif oleh limbah terutama daerah pantai (tambak) yang aliran airnya dari sungai. Sungai sekarang ini banyak dialiri banyak limbah idustri, pestisida, dan sebagainya yang akhirnya bermuara  sampai pantai dan airnya disedot untuk tambak sehingga ikan dan udang banyak yang mati. Contoh di daerah pekalongan. Disana banyak sekali pabrik batik yang kebanyakan limbahnya dibuang kesungai. Akhirnya mengalir ke pantai dan air lautnya dipakai ke tambak. Tambak disana rusak total. Kalau tebar bandeng 2 hari saja banyak yang mati, apalagi udang yang lebih mudah sakit dibandingkan bandeng. Tetapi setelah kita coba dengan menggunakan TON, ternyata udang yang ditebar mampu bertahan sampai 50 % di lahan yang sangat kolusif. Ini membuktikan kerja dari TON. Dan ini sudah banyak bukti petambak yang  menggunakan TON terutama daerah Sulawesi dan Gresik.
Kemudian kita punya produk namanya Viterna (Vitamin untuk Ternak). Ini sudah banyak bukti terutama sapi dan ayam potong. Jadi kalau biasanya 40 hari panen dengan mengunakan Viterna ternyata cukup 35 -37 hari.
         Sisa waktunya berapa kwintal dan berapa ton pakan yang dihemat. Bobot ayam lebih berat. Kualitas ayam potong yang memakai NASA ternyata mendekati ayam  kampung. Pernah dicoba dibawa ke laboratorium UGM ternyata kandungan kolesterolnya turun gajihnya turun tetapi proteinnya naik sampai 2 %. Sudah pernah dibuktikan dengan cara memotong ayam potong yang menggunakan Viterna dan ayam potong yang tidak menggunakan Viterna. Ternyata ayam potong yang menggunakan Viterna mendekati ayam kampung. Selain itu kita mempunyai yang namanya perekat Aero 810. Fungsinya supaya penggunaan sewaktu menyemprot pupuk lebih efektif karena bisa merekat, menempel merata di daun terutama di musim hujan. Kalau mau mencoba anda cari 2 gelas air dan cari daun yang tidak mudah basah. contohnya daun papaya atau daunt alas. Kemudian masukkan jari anda di Aero 810 kemudian dikucek di gelas yang isi air. kemudian ambil daun yang tidak mudah basah. Masukkan ke gelas yang tanpa Aero. Ketika diangkat tetap kering.
         Tapi begitu anda masukkan ke dalam gelas yang berisi Aero akan basah kuyub.
         Kita juga mempunyai pestisida yang bersifat organik. contoh vitura dan virexi adalah spesialis untuk ulat grayak. Ini adalah penyakit yang diberikan ke ulat.
         Sebetulnya dulu di alam sudah ada tetapi karena disemprot pakai pestisida beracun ikut mati. Ilmuwan NASA membudidayakan ini dan ketika disemprotkan maka ulat itu akan terjangkiti penyakit yang susah disembuhkan. Ibarat manusia terkena aids. Terutama virexi untuk petani bawang merah yang paling banyak membutuhkan. Kemudian kita punya Gliocadium. Bagi petani bawang merah, petani cabai, petani tomat yang paling ditakuti adalah penyakit layu. Penyebab layu ini adalah jamur fusarium SP atau jamur psidomunas SP. Sebenarnya secara alami sudah punya musuh namanya gliocadium. Ini juga jamur, tetapi karena petani menggunakan pestisida kimia beracun, jamur ini mati. Yang tumbuh justru jamur yang merugikan. Maka kalau petani menanam bawang merah, cabai maupun tomat, saat pengolahan lahan sebelum tanam gliocadium wajib dipakai. Kalau petani pakai gliocadium minimal tanaman petani bebas dari penyakit layu. Kenapa saat pengolahan lahan, karena saat pengolahan lahan jamur ini akan tumbuh dan akan mengeluarkan gliofirin. Gliofirin ini yang akan membasmi jamur fusarium atau jamur psidomonas. Dia juga mengeluarkan yang namanya feridin. Feridin ini yang akan membunuh bakteri yang tidak menguntungkan. Jadi ada anti biotiknya.
         Sepertinya sudah hokum alam justru makhluk hidup yang merugikan yang tahan terhadap pestisida beracun. Yang menguntungkan justru tidak tahan bahkan mati duluan. Jangan dikira kalau ada cabai layu kemudian disemprot bukannya makin sembuh, makin membudayakan layu lagi. Karena musuh alaminya mati disemprot.
         Kemudian kita punya yang namanya Beuveria Basiana. ini spesialis untuk wereng.
         Ini juga jamur. Disemprotkan disore hari. Ketika werwng itu hinggap atau makan daun padi terkontaminasi dengan Beuveria Basiana hama itu akan diam tidak beraktifitas, tidak mau makan 3 hari mati dan matinya kering karena diserap cairannya oleh jamur ini. Dan ini tidak berbahaya bagi manusia. Kita juga mempunyai yang namanya Pestona. Ini lebih bersifat sebagai pengendali hama.
         Disini sudah terbukti di tanaman tembakau. Ini semua organik sehingga tidak merusak lingkungan, tidak merusak petani, tidak merusak yang mengkonsumsi hasil pertanian. Kalau memakai pestisida organik semua aman. Ada vcd yang kebetulan membuat orang Yogya dpat penghargaan dari FaO (badan Pangan Dunia) judulnya bayang-bayang racun dan daerah yang diambil di Brebes. karena Brebes betul-betul sarat dengan pestisida kimia beracun. Kita di bidang pertanian juga menyediakan benih. Ada benih semangka non biji dan semangka biji, cabai (setara lado), cabai keriting ck 10 (pakai mulsa), ck 11 (pakai mulsa), cabe besar (daerah dingin), cabai sedang, kobis

Rabu, 25 Agustus 2010

Bahan baku pupuk organik jenis pupuk kompos semakin diperebutkan seiring kenaikan permintaan kebutuhan pupuk organik. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan penggunaan pupuk organik meningkat dari 2 persen menjadi 10 persen dengan total luas areal pemupukan 1,12 juta hektar.

Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) Departemen Pertanian Hilman Manan, Jumat (11/12) di Yogyakarta, mengungkapkan, saat ini bahan baku pupuk organik dalam bentuk jerami dan kotoran hewan menjadi rebutan.

Pabrik pupuk organik mencari bahan baku hingga ke daerah- daerah lain. Karena itu, dia mengingatkan kepada petani agar benar-benar memanfaatkan kotoran hewan, jerami, ataupun sampah organik lain untuk menyuburkan tanah mereka sendiri. ”Pupuk kompos tidak hanya berbahan baku kotoran hewan, tetapi juga jerami dan sampah organik. Karena itu, jangan menjual jerami atau kotoran hewan, manfaatkan itu untuk keperluan sendiri,” katanya.

Kotoran hewan dimanfaatkan untuk protein sel tunggal, sedangkan jerami untuk memenuhi kebutuhan unsur K atau kalium.

Hilman menceritakan, di Kuningan, Jawa Barat, pencurian jerami bahkan sampai terjadi. Jerami yang dibiarkan teronggok di sawah bisa hilang keesokan harinya. Di satu sisi, petani mengeluhkan kurangnya bahan baku pupuk organik. Di sisi lain pabrik pupuk organik bisa terus berproduksi.

Direktur Pengelolaan Lahan pada Direktorat PLA Deptan Amier Hartono menyatakan, saat ini penggunaan pupuk organik baru sekitar 2 persen dari total lahan pertanian tanaman padi.

Pada tahun 2014, Deptan menargetkan penggunaan pupuk organik hingga 10 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, luas areal panen padi tahun 2009 mencapai 12,8 juta hektar. Mengacu luas tanam padi tersebut, secara bertahap permintaan pupuk organik hingga 2014 akan meningkat dari 1,7 juta ton menjadi 9,05 juta ton.

Setiap hektar lahan memerlukan pupuk organik hingga 7 ton, tetapi ada yang lebih rendah, bahkan hanya 2 ton.
Pertanian adalah nadi kehidupan manusia. Di sektor itulah ketersediaan pangan manusia digarap. Di tengah ingar-bingar isu perubahan iklim, dampaknya terhadap pertanian secara langsung akan mengancam kehidupan manusia apabila tak segera disikapi dengan laku adaptif.

Perubahan wajah pertanian Indonesia dapat diamati dari potret pertanian sejak tahun 1970-an hingga sekarang, seperti tertuang dalam buku Membaca Jejak Perubahan Iklim (Civil Society Forum, 2009).

Pertanian yang semula dihidupi oleh sentuhan local genius (kearifan lokal) secara perlahan tapi pasti bergeser cirinya seiring perkembangan ekonomi Indonesia yang ”menjeratkan diri” pada tatanan global.

Pertanian yang semula banyak diurus oleh rakyat dengan tatanan kulturalnya sendiri, pada tahun 1970-an mulai diperkenalkan pada sentuhan modernisasi yang berpuncak pada Revolusi Hijau. Hasilnya menakjubkan: Indonesia menjadi negara dengan swasembada beras di tahun 1985-1988 (Membaca Jejak Perubahan Iklim, 2009).

Ketika warisan leluhur menghilang, datanglah ”musuh” baru berupa perubahan iklim yang semakin mengguncang keteraturan masa tanam dan berujung pada menurunnya produksi.

Dampak ikutannya adalah mengeringnya lahan pertanian secara luas, yang bisa diikuti dengan ancaman bencana kelaparan yang meluas di Asia, terutama di negara-negara berkembang. (Climate Change 2007: Impacts, Adaptation and Vulnerability, Intergovernmental Panel on Climate Change 2007).

Salah satu penyebab

Bukan hanya tertimpa dampak perubahan iklim, pertanian sebenarnya merupakan salah satu penyebab perubahan iklim.

Aktivitas pertanian rupanya menyumbang sekitar 20% gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Gas rumah kaca ini bertanggung jawab pada pemanasan global. Adapun pemanasan global bertanggung jawab terhadap perubahan iklim.

Sektor pertanian memproduksi sekitar 50% gas metana (CH) dan 70 % nitro oksida (NO)—dua dari enam gas rumah kaca dari aktivitas manusia (Technologies, Policies and Measures for Mitigating Climate Change, Intergovernmental Panel on Climate Change, November 1996). Dalam percaturan global, pertanian di negara maju yang telah padat teknologi dapat menyumbang pengurangan emisi CO sebanyak 40%. Produksi biofuel dari perkebunan di negara-negara maju dapat memberikan kontribusi sebesar 32%.

Untuk emisi CH, dengan meningkatkan teknologi pertanian padi, negara-negara maju yang diwajibkan mengurangi emisinya (Annex I) bisa mengurangi emisi global CH 5%.

Pengurangan emisi NO dari pertanian di negara maju bisa mencapai 30% jika penggunaan pupuk nitrogen dikurangi atau dilakukan secara lebih efisien.

Berkaca dari hal-hal di atas, yang dituliskan Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)—IPCC adalah pihak yang bertanggung jawab secara ilmiah tentang perubahan iklim—Indonesia rasanya tak harus buru-buru menjawab dampak perubahan iklim di sektor pertanian.

Kajian dari berbagai segi: teknis, klimatologis, sosiologis, dan kultural mendesak dilakukan. Untuk itu, semua pemangku kepentingan perlu duduk bersama (tentu) sambil membuka hati....

Artikel di ambil dari : http://www.beonex.co.id/article.php?id=35

Minggu, 15 Agustus 2010


Buku Tamu

Nama *



Alamat.
Tulis alamat anda untuk pengiriman produk NASA



Alamat Alternatif



Kota                                        Propinsi



Kode Pos



Negara






Isikan alamat lengkap anda dan jumlah produk yang dipesan jika anda akan melakukan pemesanan ke kami.

Alamat email anda *


Alamat ini kami perlukan jika nada membutuhkan balasan memalui email. Email anda akan kami simpat dalam database kami dan akan kami beritahukan tentang produk
produk terbaru dari PT. Natural Nusantara.

Pesan *



Image Verification

captcha

Please enter the text from the image:

[Refresh Image] [What's This?]

Site search