Kiat Tingkatkan Produksi Padi 2–3 ton/ha
Meski semua komponen teknologi budidaya
padi sawah terkini sudah disosialisasikan oleh BPTP Jatim kepada petugas
dan petani di Jatim, namun masih ditemui kendala dalam penerapannya.
Beberapa kesulitan juga dikeluhkan oleh petani.
Penelusuran terhadap keluhan itu oleh
salah seorang peneliti BPTP Jatim (Ir. Rohmat Budiono, MP) menghasilkan
resep yang disebutnya “Cara Cerdas Budidaya Padi”. Menurut Rohmat,
kendala dan kesulitan itu lebih kepada kesalahan persepsi yang berbeda
diantara peneliti, PPL, dan petani , serta kesalahan secara teknis dalam
penerapan teknologi di lapangan.
Ditambahkannya, ada lima hal yang
perlu diperhatikan untuk mencapai produksi yang diharapkan. Pertama,
bibit yang ditanam harus berumur muda, maksimal 15-18 hari. Umumnya
petani enggan menanam bibit muda dengan alasan ukurannya terlalu kecil.
Dalam hal itu, penyuluh hendaknya menjelaskan keuntungan tanam bibit
muda itu.
Kedua, cara tanam harus menggunakan
jajar legowo 2:1. Pada umumnya petani mengeluhkan peningkatan biaya
tanam jajar legowo. Sebab, dengan jajar legowo, populasi meningkat dari
250.000 menjadi 360.000 tanaman/ha (44%). Namun petani belum dipahamkan,
bahwa jajar legowo memberi keuntungan yaitu (1) semua tanaman menjadi
tanaman tepi, sehingga produktivitas per rumpun meningkat, (2) pemupukan
menjadi lebih efektif dan tepat sasaran, (3) mengurangi biaya tenaga
penyiangan lebih dari 50% (dengan alat landak/osrok), (4)pengendalian
hama dan penyakit lebih mudah dilakukan.
Agar manfaat itu bisa diperoleh,
haruslah disepakati bahwa yang disebut jajar legowo haruslah sistem 2:1,
bukan yang lain (4:1 atau 5:1). Untuk mengurangi keluhan petani tentang
kerumitan dalam tanam jajar legowo, BPTP Jatim telah mengenalkan
Atajale (Alat tanam jajar legowo).
Ketiga, dalam penentuan dosis pupuk
sangat dianjurkan mengacu kepada BWD (bagan warna daun) dan PUTS
(perangkat uji tanah sawah). Jika ada koneksi
internet, rekomendasi pemupukan dapat disempurnakan dengan mengakses
layanan online di alamat webapps.irri.org/nm/id/.
Keempat, petani berpendapat bahwa
jajar legowo mengakibatkan peningkatan gulma. Keluhan ini bisa diatasi
dengan penggunaan osrok sebagai alat bantu penyiangan. Dengan jajar
legowo, penyiangan menggunakan osrok cukup dilakukan searah. Sedangkan
jika menggunakan jajar tanam tegel, penyiangan dilakukan secara silang.
Penggunaan osrok dapat menghemat biaya penyiapan sekitar 50%.
Dianjurkan, penyiangan tidak menunggu
gulma tumbuh besar. Selain memudahkan, penyiangan dengan osrok juga
berfungsi menggemburkan (jawa: dangir) tanah.
Kelima, perlu diperhatikan umur panen
yang tepat, karena antar varietas berbeda-beda. Perontokan gabah
dengancara gebok, tidak dianjurkan. Sebaiknya menggunakan alat perontok,
baik yang tipe peda maupun menggunakan mesin.
Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar